Pages

Monday, November 5, 2018

Perjalanan Koral Papua, Berakhir di Bandara

Sementara itu, Sapril Akhmadi pemerhati kelautan Sulawesi Selatan mengaku, kerusakan terumbu karang disebabkan dua faktor utama, yakni kerusakan oleh alam atau bencana alam dan kerusakan akibat aktivitas manusia.

Kerusakan oleh faktor alam, kata Sapril, seperti akibat terjadinya badai, tsunami, dan gempa bumi di laut. Sedangkan kerusakan oleh manusia seperti diakibatkan oleh cara penangkapan ikan di sekitar terumbu karang yang sifatnya merusak seperti menggunakan bahan peledak dan racun sianida.

"Aktivitas penambangan batu karang adalah kerusakan akibat manusia yang jauh lebih beresiko besar. Padahal terumbu karang (coral reef) Indonesia merupakan yang terkaya di dunia. Luas terumbu karang di Indonesia ini mencapai 2,5 juta hektar," kata Sapril.

Selain luas, terumbu karang Indonesia pun  memiliki keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. Sedikitnya 750 jenis karang yang termasuk ke dalam 75 marga terdapat di Indonesia.

Sesuai data dihimpun Liputan6.com kondisi terumbu karang Indonesia masih memprihatinkan. Bahkan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mencatat, hampir sepertiga kondisi terumbu karang Indonesia mengalami kerusakan atau kurang baik.

Meski demikian kondisi ini telah mengalami tren membaik dalam sepuluh tahun terakhir. Karena sebanyak 30,4 persen dari total luas terumbu karang yang dimiliki oleh Indonesia berada dalam kondisi rusak atau tidak baik. Dan hanya sebesar 2,59 persen dan 27,14 persen yang dalam kondisi sangat baik dan baik. Selebihnya, 37,18 persen dalam kondisi kurang baik.

Simak juga video pilihan berikut ini:

Let's block ads! (Why?)

from Berita Hari Ini, Kabar Harian Terbaru Terkini Indonesia - Liputan6.com https://ift.tt/2Rz4nBu

No comments:

Post a Comment