Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) optimistis, dapat mencapai target pengoperasian lembaga penyalur Bahan Bakar Minyak (BBM) satu harga sebanyak 67 titik di wilayah terdepan, tertinggal dan terpencil (3T) pada 2018.
Project Coordinator BBM Satu Harga Retail Fuel Marketing Pertamina, Zibali Hisbul Masih, mengatakan dari target 67 lembaga penyalur yang beroperasi pada 2018, saat ini sudah ada 58 lembaga penyalur yang beroperasi atau 87 persen dari target.
"2018 itu sampai dengan 30 Oktober, kita ada realisasi 58 titik," kata Zibali, di Jakarta, Selasa 30 Oktober 2018.
Zibali mengatakan, Pertamina terus berupaya agar target pengoperasian lembaga penyalur program BBM satu harga tahun ini tercapai. Dia menargetkan sembilan badan usaha yang belum beroperasi dapat melayani masyarakat pada November 2018.
"Kami upayakan 67 titik bisa selesai lebih cepat pada bulan November, sehingga pada akhir tahun 100 persen atau semua titik yang ditargetkan pemerintah sudah terealisasi," ujar dia.
Sembilan lembaga penyalur BBM satu harga yang akan beroperasi sebagian besar berada di Sumatera, yaitu Sitolu Ori, Tanah Kasar, Pulau Batu Timur Riau Selatan, Sangir Balau Jagung Riau, Sangir Batak Haris Riau, Pulay Banyak Aceh Singkil, Bolakmi Jayawijaya, Malingau, Yalimo.
"Total ada sembilan. Mudah-mudahan di akhir Oktober dibulan November selesai," tutur dia.
Rata-rata penyaluran BBM Premium dan Solar periode 2017 sebesar 1.856 Kilo liter (Kl) perbulan untuk 54 lembaga penyalur. Sementara pada 2018 jika 67 lembaga penyalur telah beroperasi, rata-rata penyaluran BBM sebesar 5.727 Kl per bulan.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
No comments:
Post a Comment