Liputan6.com, Jakarta Produk impor diperkirakan ke depan masih akan terus mengguyur Indonesia. Ketua Komite Pengamanan Perdagangan Indonesia Kementerian Perdagangan, Mardjoko, mengaku akan menemui beberapa asosiasi industri dalam negeri untuk mengumpulkan data aduan jenis komoditas mana saja yang mengganggu sektor industrinya.
"Saya perkirakan akan makin deras nanti, baru saja ada tiga, sekarang (yang lagi proses) alumunium foil, ada tiga yang waiting list untuk mengajukan (pengaduan)," ujarnya dalam diskusi di Menara Kadin, Jakarta, Selasa (30/10/2018).
Dia menyebut dengan potensi impor yang meningkat tentu membuat pelaku industri dalam negeri mengadu karena mempersulit persaingan dagang. Sebab, melonjaknya volume impor ini membuat industri dalam negeri yang memproduksi barang sejenis terancam kerugian.
"Tidak hanya produk ubin keramik, kami sudah ditemui asosiasi untuk produk kaca lembaran, cermin, baja paduan dan non paduan. Dan ketiga evaporator itu sudah ketemu sama APPI ingin menyampaikan pengaduan pemohonan itu," kata Mardjoko.
Dengan demikian, pemerintah harus bersikap tegas karena tren membanjirnya produk impor ini masih akan terjadi akibat pasokan dalam negeri China lebih jauh dari kebutuhan. Di sisi lain, keberadaan perang dagang membuat China tidak dapat menjual barangnya ke AS.
"Jadi di sana ibaratnya barang manufaktur banyak, baja, ubin, kaca lembaran, yang semula dibeli AS, tapi AS nambahin bea masuk. Akhirnya dilempar cari pasar," kata dia.
Persoalan perang dagang ini harus segera disikapi dengan tegas, sebab dapat membuat kapasitas produksi dalam negeri berkurang sehingga membuat laba menurun.
"Nanti kita terus melakukan penyelidikan kita hitung. Kemudian kalau itu ada hubungan sebab akibat, kalau industri dalam negeri benar rugi akibat kenaikan volume impor maka kita kenakan BMTP. Besarnya ada formulanya," pungkas Mardjoko.
from Berita Hari Ini, Kabar Harian Terbaru Terkini Indonesia - Liputan6.com https://ift.tt/2qkjVNE
No comments:
Post a Comment