Liputan6.com, Jakarta - Cegah banjir Jakarta dan sekitarnya berulang, pemerintah akan melakukan rekayasa cuaca. Caranya, dengan menebar garam ke awan-awan pada Jumat (3/1/2020).
Keputusan ini diambil setelah Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika serta pihak terkait, menggelar rapat koordinasi Kamis 2 Januari 2020 di kantor BNPB.
Kapusdatinkom BNPB Agus Wibowo mengatakan, penerapan teknologi modifikasi cuaca (TMC) ini dapat membuat hujan turun sebelum memasuki wilayah Jabodetabek.
"BPPT diminta untuk melakukan operasi TMC guna mengurangi curah hujan penyebab banjir di Jabodetabek," kata Agus mengutip Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BBTMC-BPPT) Tri Handoko Seto, dalam siaran tertulisnya, Jakarta, Jumat.
Menurut dia, semua awan yang bergerak ke Jabodetabek dan diperkirakan merupakan awan hujan, akan disemai menggunakan NaCl atau garam.
Dia mengungkapkan ada tiga pesawat yang disiagakan dalam operasi rekayasa cuaca untuk mencegah banjir Jakarta dan sekitarnya tersebut.
"Kami akan gunakan 1 unit pesawat Casa, 1 unit CN-295, dan (opsional) 1 unit Hercules. Dan pagi hari dilakukan prediksi dan monitoring pertumbuhan dan pergerakan awan," kata Agus.
Sudah Petakan Awan Hujan
Menurut Agus, BPPT sudah melakukan analisis pertumbuhan awan. Keberadaan awan penyebab hujan ini pun sudah dipetakan.
"BPPT sudah melakukan analisis pertumbuhan awan penyebab hujan ini, dan awan-awan tersebut berasal dari sebelah barat dan barat laut Jabodetabek yaitu selat Sunda, Lampung, dan sekitarnya," kata Agus.
No comments:
Post a Comment