Liputan6.com, Brasilia - Polisi Federal Brasil mengatakan pihaknya telah menangkap Saifullah Al-Mamun, orang kelahiran Bangladesh yang dianggap oleh pihak berwenang sebagai salah satu pedagang manusia paling produktif di dunia.
Dalam operasi yang dilakukan pada hari Kamis (31 Oktober) setelah bekerja sama dengan US Immigration and Customs Enforcement (ICE), polisi Brasil menangkap anggota kelompok yang diduga terlibat dalam skema besar penyelundupan manusia ke Amerika Serikat.
Dilansir dari Straits Times, Sabtu (2/11/2019), beberapa penangkapan dilakukan di Sao Paulo, tempat tinggal Al-Mamun, dan di tiga kota Brasil lainnya. Polisi juga membekukan 42 rekening bank yang katanya digunakan oleh kelompok itu untuk membiayai kegiatan mereka.
Al-Mamun memasuki wilayah Brasil enam tahun lalu sebagai pengungsi. Ia tinggal di Bras, satu wilayah di Sao Paulo yang merupakan pusat hunian para imigran dari seluruh dunia.
Dia telah didakwa di bawah hukum AS.
Menurut Kementerian Kehakiman Amerika Serikat, Al-Mamun diduga menampung orang-orang yang datang dari Asia Tenggara di São Paulo dan mengatur perjalanan mereka melalui jaringan penyelundup yang beroperasi di Peru, Ekuador, Kolombia, Panama, Kosta Rika, Nikaragua, Honduras, Guatemala dan Meksiko.
Amerika Serikat Jadi Tujuan Akhir
Menurut polisi Brasil, ia dan kelompoknya berhasil melakukan penyelundupan ke Brasil, dan kemudian ke Amerika Serikat. Kebanyakan dari korban perdagangan manusia adalah orang-orang dari Afghanistan, Bangladesh, India, Nepal, dan Pakistan.
Mereka dikirim ke negara bagian Brasil bagian utara Acre untuk memulai perjalanan panjang melalui Amerika Tengah sampai ke perbatasan Meksiko, untuk menyeberang ke Amerika Serikat.
Media Reuters tidak dapat mengkonfirmasi apakah Al-Mamun memiliki pengacara di Sao Paulo yang dapat dihubungi untuk dimintai tanggapan.
Polisi Brasil mengatakan kelompok itu meminta bayaran kepada orang-orang yang datang dari Asia sekitar 50.000 reais (sekitar Rp 175 juta) untuk bisa mencapai ke Amerika Serikat.
Beberapa dari mereka juga akan tinggal secara ilegal di Brasil, di mana mereka diberikan dokumen palsu.
Polisi mengatakan mereka yang jadi korban perdagangan orang mengalami kekerasan ketika menunggu di Sao Paulo untuk memulai perjalanan ke utara.
Dikatakan terdapat delapan orang Bengali jatuh ke tangan kartel narkoba Meksiko saat melakukan perjalanan menuju perbatasan Meksiko-AS.
No comments:
Post a Comment