Jakarta - Sering terjadi di PSSI, pergantian rezim akan berdampak pada posisi pelatih Timnas Indonesia di berbagai level usia. Pimpinan baru biasanya memilih pelatih baru dan para asistennya untuk memimpin Tim Merah-Putih. Kegelisahan itu dirasakan asisten pelatih Timnas Indonesia U-16, Indriyanto Nugroho.
Indriyanto yang mendampingi Bima Sakti yang berstatus sebagai pelatih kepala Timnas Indonesia U-16 baru saja meneken perpanjangan kontrak dengan PSSI. Tapi itu semua bisa saja berubah jika kepengurusan baru PSSI yang ditetapkan dalam kongres pemilihan di Hotel Shangrilla, Jakarta, Sabtu (2/11/2019), punya kebijakan baru.
"Ya, kalau pelatih kepala mungkin saja aman, tapi beda dengan kami para asisten. Amat mungkin kami diganti karena kontrak kami yang berbeda dengan pelatih kepala," tutur Indriyanto Nugroho dalam perbincangan santai dengan Bola.com di KLY Office, Jumat (1/10/2019) sore.
Para asisten pelatih Timnas U-16, bekerja paruh waktu. Selain mengurusi Tim Garuda Muda, mereka juga punya aktivitas lain di SSB atau instansi pemerintah. Bima saat ini didampingi tiga orang asisten.
Selain Indriyanto, ada juga Markus Horison (pelatih kiper), Firmansyah (asisten pelatih). "Saat penandatanganan kontrak baru Sekjen PSSI, Ratu Tisha, pernah berujar, "kalau mau kontrak jangka panjang, para asisten harus bekerja penuh di PSSI." Itu jelas sulit, karena kami punya kegiatan lain yang tak bisa ditinggalkan begitu saja. Kami hadir di Timnas U-16 untuk membantu Coach Bima," ujar Indriyanto yang notabene sama-sama veteran Timnas Primavera era 1990-an bareng Bima Sakti.
Pada dasarnya para asisten, menurut Indriyanto tak mempersoalkan status kontrak jangka pendek, berdasarkan event. Hanya saja terselip kekhawatiran dengan pergantian rezim di PSSI. "Kita tidak akan pernah tahu akan seperti apa kepengurusan PSSI ke depan. Jangankan kami, mungkin saja pelatih kepala juga bisa nasibnya bisa terancam," ungkap pelatih yang saat aktif bermain berposisi sebagai striker itu.
Lolos ke Putaran Final Piala AFC U-16 2020
Timnas Indonesia U-16 memastikan tiket ke Piala Asia 2020 dengan status sebagai salah satu runner-up terbaik dalam fase kualifikasi.
Anak asuh Bima Sakti gagal menumbangkan China pada laga terakhir Grup G Kualifikasi Piala Asia U-16 2020 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Minggu (22/9/2019) silam. Dengan demikian anak asuh Bima Sakti pun menjadi runner-up di bawah China yang unggul selisih gol.
Tim Merah-Putih menempati peringkat kedua dalam klasemen runner-up, hanya karena kalah produktivitas gol dari Yaman. Sedangkan dua negara lain yang lolos ke Piala Asia U-16 2020 sebagai runner up adalah Uzbekistan dan Oman.
Yaman, Indonesia, Uzbekistan, dan Iran sama-sama mengumpulkan tujuh poin. Yaman dan Indonesia memiliki selisih gol 12, namun Yaman mencetak 14 gol atau unggul dua gol ketimbang Indonesia. Sementara itu, Uzbekistan mencetak tujuh gol berbanding empat kali kebobolan, dan Oman mencetak tiga gol tanpa kebobolan.
Dalam penghitungan runner-up grup terbaik, laga Timnas Indonesia U-16 melawan Kepulauan Mariana Utara tidak dihitung lantaran negara tersebut ada di peringkat kelima sementara beberapa grup lain hanya berisi empat negara.
Keberhasilan melaju ke putaran final Piala AFC U-16 merupakan yang ketujuh kalinya bagi Indonesia. Dari enam keikutsertaan sebelumnya, Tim Garuda Muda meraih prestasi terbaik ketika menjadi penghuni peringkat keempat pada ajang Piala Asia U-16 1990.
Pada tahun lalu, Timnas Indonesia U-16 hampir mengulang capaian 18 tahun sebelumnya. Namun pada babak perempat final, anak asuh Fakhri Husaini kalah 2-3 dari Australia.
Piala AFC U-16 2020 juga merupakan kualifikasi menuju Piala Dunia U-17 2021. Empat tim semifinalis akan mendapat tiket ke putaran final Piala Dunia belia tersebut.
Selain sukses lolos ke persaingan Asia, Timnas Indonesia sebelumnya juga menduduki peringkat tiga Piala AFF U-16 2019. "Kami berharap bisa menyajikan kejutan nanti di Bahrain. Mohon doanya," ungkap Indriyanto Nugroho.
No comments:
Post a Comment