Pages

Tuesday, November 27, 2018

Murid Sekolah Dasar di Seoul Ketagihan Main Gamelan

Liputan6.com, Seoul - Setelah sukses dibukanya kelas gamelan untuk warga Korea Selatan usia dewasa, kini candu gamelan mulai merambah anak-anak. Hal tersebut terbukti dengan banyaknya permintaan dari berbagai SD di Seoul dan sekitarnya untuk berkunjung ke KBRI guna belajar alat musik asli Indonesia ini.

Pun tak jarang KBRI di undang ke sekolah-sekolah tersebut untuk memberikan workshop gamelan di sana.Kent Foreign School adalah salah satunya. Sekolah internasional terkemuka di jantung Kota Seoul ini setiap tahunnya mengirimkan siswa-siswinya untuk belajar gamelan ke KBRI.

Seperti yang tampak pada pagi itu (26/11). Udara yang hampir mendekati titik beku karna musim dingin telah tiba tak menghalangi 15 murid dari SD tersebut untuk datang. Mereka merupakan siswa – siswi kelas 6 Sekolah dimaksud yang berasal dari Zambia, Arab Saudi, Banglades, Turki, Irak, Libya, Jepang, Indonesia, Korea Selatan dan Malaysia. Tahun sebelumnya siswa – siswi dari kelas yang berbeda juga mendapatkan kesempatan yang sama.

Antusiasme para murid sudah tampak ketika masuk ke dalam ruang gamelan. Jelas saja, ini merupakan kali pertama mereka melihat secara langsung seperangkat gamelan yang nampak berkilauan. Para murid saling berebut menempati masing-masing instrumen yang akan mereka mainkan

Pada kelas gamelan singkat tersebut, pengajar gamelan KBRI Seoul telah menyiapkan 2 partitur lagu untuk diajarkan yaitu Lancaran Manyar Sewu dan Lancaran Kebo Giro Laras Pelog Pathet Barang. Kedua lagu tersebut dirasa sangat cocok untuk diajarkan kepada murid-murid SD karena bernuansa ceria dan gembira.

Para murid asik bermain gamelan secara bergantian, sampai beberapa dari mereka yang secara spontan bergoyang-goyang saat bermain gamelan. Ekspresi kegembiraan tidak bisa mereka tutupi.

"Saya sangat senang dapat bermain alat musik ini sampai tidak terasa waktu berjalan sangat cepat hingga kelas gamelan usai," ucap Atiq salah seorang murid asal Bangladesh.

Lain lagi komentar Miru, seorang murid asal Jepang.

"Awalnya saya berpikir akan sulit untuk belajar gamelan, namun setelah praktik langsung ternyata mudah dan menyenangkan".

Nampaknya 2 jam waktu yang diberikan tidak membuat mereka puas. Bahkan sebagian murid enggan pulang dikarenakan masih ingin bermain gamelan. Dengan antusiasme yang sangat tinggi, tidak menutup kemungkinan bahwa kelas gamelan singkat tersebut akan dilakukan lebih sering lagi secara berkala.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Let's block ads! (Why?)

from Berita Hari Ini Terbaru Terkini - Kabar Harian Indonesia | Liputan6.com https://ift.tt/2zs1QlM

No comments:

Post a Comment