Sementara itu, beberapa laporan swasta mengatakan bahwa kekeringan akut di Afghanistan lebih menyengsarakan rakyat dibandingkan perang dengan kelompok Taliban.
Laporan itu juga menyebut bahwa kekeringan telah membuat jumlah masyarakat yang telantar meningkat hampir 50 persen sejak dua silam.
Kekeringan menambah penderitaan di Afghanistan, di mana tingkat kekerasan dilaporkan meningkat sejak 2014, ketika pasukan internasional secara resmi mengakhiri misi tempur mereka.
Taliban sekarang dilaporkan mengendalikan lebih banyak wilayah di Afghanistan dibandingkan ketika invasi pimpinan AS melemahkan mereka pada 2001.
Akan tetapi, PBB mengatakan bahwa tahun 2018 ini, kekeringan telah membuat lebih banyak orang Afghanistan menderita, daripada yang disebabkan konflik antara Taliban dan pemerintah.
Qadir Assemy dari Program Pangan Dunia PBB (UNWFP) membantu mengoordinasikan upaya bantuan di Herat, salah kota yang paling terdampak bencana kekeringan.
PBB mengalokasikan dana US$ 34,6 juta (setara Rp 552 milair, dengan kurs Rp 15.179 per dolar AS) untuk membantu 2,2 juta orang yang menderita dampak kekeringan di Afghanistan.
Saat ini, UNWFP mengutamakan pendistribusian dana bantuan tersebut untuk mencukupi kebutuhan pangan dasar warga di wilayah barat Afghanistan.
from Berita Hari Ini, Kabar Harian Terbaru Terkini Indonesia - Liputan6.com https://ift.tt/2SxV85F
No comments:
Post a Comment